Rabu, 06 Februari 2008

Nilai Bukan Jaminan

Selama ini, yang menjadi tolok ukur keberhasilan pencapaian pembelajaran adalah nilai. Pada akhir semester nilai keberhasilan pembelajaran dituangkan dalam bentuk raport. Opini yang sudah mendarah daging di masyarakat yaitu jika nilai raport seorang siswa jelek atau di bawah standart ketuntasan minimal, berarti siswa tersebut tidak pandai. Siswa yang tidak pandai , diperkirakan masa depannya tidak secerah siswa yang pandai atau siswa dengan nilai bagus.
Benarkah siswa yang mempunyai nilai bagus masa depannya selalu lebih baik dari siswa yang nilainya jelek? Realita yang kita lihat ternyata tidak sedikit orang sukses dengan kondisi ekonomi yang mapan,berasal dari latar belakang pendidikan dengan nilai raport yang tidak begitu bagus. Mengapa hal itu bisa terjadi? Keberuntungankah?
Masalah keberuntungan memang di luar jangkauan manusia. Hanya sedikit orang yang sukses karena faktor keberumtungan. Kesuksean dapat dicapai dengan kegigihan dan kerja keras. Tetapi siswa yang nilainya kurang bukan berarti ia tidak pernah gigih dan berusaha untuk mencapai nilai bagus.Tapi karena kemampuan terbatas membuat ia tidak dapat meraih nilai lebih bagus lagi.
Tujuan utama seorang siswa mengenyam pendidikan di bangku sekolah bukanlah untuk mencari nilai dan predikat juara kelas. Tujuan siswa sebenarnya mencari ilmu sebagai bekal dalam hidupnya. Dalam pembelajaran, nilai bukanlah yang utama, tetapi yang lebih penting adalah proses dalam belajar, yang akan menjadi pengalaman berarti dan diingat siswa ,serta dapat menjadi bekal dalam hidupnya.

Tidak ada komentar: